Koperasi Kekinian era Milenial

Koperasi Kekinian era Milenial

Konsep Koperasi Era Milenial – Generasi milenial ialah mereka yang lahir di rentang tahun 1980 sampai 1995. Generasi ini merupakan generasi yang melewati transisi dari era lama ke era digital. Sementara generasi Z adalah mereka yang lahir dari 1996 sampai 2010. Generasi ini adalah generasi yang tumbuh bersama era digital.

Mengenal Generasi Milenial

millennials.jpg (1500×950)

Kedua generasi berada di era yang disebut milenial (sebutan lain untuk orang-orang yang memang dekat dengan dunia digital). Di era milenial inilah, kedua generasi hidup dalam apa yang disebut sebagai “Industri 4.0”. Industri 4.0 ini mengacu pada pertumbuhan industri yang lebih banyak menggunakan data, komputasi awan, dan teknologi “pabrik pintar”

Dalam “Indusri 4.0”, mereka yang masih berpikir dengan cara-cara lama secara perlahan akan mulai tergerus dengan inovasi dalam teknologi, yakni inovasi destruktif. Sudah banyak kasus industri yang memakai cara lama mati dengan perusahaan baru yang mampu menawarkan solusi yang lebih baik dan praktis.

Contoh nyata korban dari industri 4.0 adalah bisnis tranportasi yang secara perlahan digantikan dengan aplikasi transportasi berbasis online. Contoh lainnya adalah ritel yang mulai perlahan tergantikan dengan kehadiran e-commerce. Pun dengan dunia finansial yang kini tak dikuasai sepenuhnya oleh perbankan. Kehadiran para pemain fin-tech,perlahan mulai mengikis peran perbankan.

Ada perbankan yang beradaptasi dengan fenomena industri digital ini. Mereka melakukan cara-cara baru seperti membuka rekening secara online, sistem tatap muka yang bisa diadakan dimana saja, malah ada yang hanya melalu video call antara customer servide dan calon nasabah.

Software TheKSP

>>> Coba Software Koperasi Gratis, Klik Disini <<<

Konsep Koperasi Kekinian era Milenial

Fenomena Industri 4.0 ini juga menjadi tantangan bagi dunia koperasi. Sebagai sokoguru perekonomian nasional, koperasi harus dapat mengikuti perkembangan industri di era milineal jika mau dilirik oleh para generasi milenial dan generasi Z.

Fakta di lapangan memang menunjukan kalau koperasi masih dikuasai oleh generasi X, yakni mereka yang lahir sebelum generasi milenial ada. Memang para generasi milenial ada yang tergabung dengan koperasi tapi jumlahnya tak banyak dan rata-rata bukan sebagai pengurus.

Fenomena inilah yang kemudian membuat koperasi seakan diujung tanduk. Banyak pelaku koperasi khawatir kalau koperasi sudah tidak dilirik lagi oleh generasi yang hidup di era milenial. Keresehan tersebut cukup beralasan, tapi resah saja tidak cukup.

Baca juga : 7 IDE PELUANG BISNIS ERA MILENIAL MENGUNTUNGKAN

Perlu ada upaya mendekatkan koperasi dengan generasi milenial. Upaya tersebut barangkali adalah jalan yang cukup panjang tapi bisa dilakukan.

Ibaratnya apabila koperasi berada di jalan setapak yang berliku, sementara para generasi milenial hidup di jalan berasapal yang lurus, maka langkahnya adalah mempertemukan kedua jalan tersebut.

Maka yang perlu dilakukan adalah mengubah jalan setapak tadi menjadi jalan beraspal yang bisa bertemu dengan jalan aspal lainnya sehingga bisa satu tujuan.

Untuk itulah, diperlukan langkah-langkah tepat untuk lebih mendekatkan koperasi dengan era digital. Dan langkah-langkah tersebut bisa dilakukan dengan cara berikut ini.

Baca juga : 3 Peran Penting UMKM, Penggerak Sektor Ekonomi Indonesia

1. Koperasi dengan Dukungan Teknologi

Salah satu keunggulan generasi yang hidup di era digital adalah bahwa sebagian dari mereka sudah punya “digital mindset”. Mereka paham bahwa saat ini sudah eranya digital dan mereka bisa dengan mudah mengadopsi hal tersebut.

Hanya bagaiaman koperasi yang kemudian beradaptasi dengan era digital ini. Cara-cara lama tidak akan bisa sejalan dengan para generasi milenial. Hal inilah yang menbuat koperasi serasa asing untuk kalangan generasi milenial dan generasi Z.

Adaptasi tersebut bisa dilakukan dengan cara mengubah wajah koperasi dengan pendekatan teknologi. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat website sebagai identitas koperssi, memiliki aplikasi tata kelola koperasi, bahkan melakukam Rapat Anggota Tahunan (RAT) secara online.

Lupakan buku besar yang berisi catatan simpan pinjam. Catatan di program MS Excel sudah ketinggalan zaman. Jurnal keuangan koperasi haruslah dibuat dengan aplikaso berbasis sistem “cloud computing” atau komputer awan.

Dengan sistem ini, menjalankan koperasi bisa lebih mudah. Pengutus koperasi tak harus selalu di kantor untuk mengurus catatab keuangan. Pun dengan anggota koperasi bisa melakukan pengajuan pinjaman dimana saja selama ada koneksi intetnet.

Dengan sistem tersebut, koperasi akan terasa lebih modern karena memakai sistem yang lebih mudah. Hal yang sama bisa diterapkan kepada tipe koperasi yang bukan hanya simpan pinjam, tapi juga untuk koperasi jenis lainnya seperti koperasi serba usaha maupun koperasi produksi.

2. Pemasaran Secara Digital

Pengguna internet didominasi oleh generasi Z dan generasi milenial. Jumlah yang besar itu bisa dimanfaatkan sebagai target utama koperasi. Dalam hal ini menjadi anggota koperasi.

Dengan cara ini, anggota koperasi tidak hanya ada dalam satu wilayah yang dekat saja tetapi juga bisa merambah ke wilayah lain.

Karena itu koperasi harus dekat dengan masyarakat yang disebut sebagai “netizen” alias warganet. Maka anda dapat membuat akun media sosial dengan konten-konten yang dekat dengan anggota milenial.

Kalaupun tidak direkrut untuk anggota, koperasi produksi atau koperasi serba usaha bisa menargetkan kalangan generasi milenial sebagai pangsa pasar mereka. Tentu koperasi harus menghadirkan produk yang dekat dengan generasi milenial.

3. Melakukan Pengenalan Sejak Sekolah

Langkah lain yang bisa diambil adalah dengan mengenalkan kembali sistem koperasi sejak sekolah. Tentu pengenalannya tidak dengan cara lama tapi juga dengan cara yang lebih modern. Misalnya sekolah punya aplikasi koperasi yang anggotanya adalah siswa dari sekolah tersebut. Siswa bisa mengajukan pinjaman lewat aplikasi dan punjamannya tent untuk yang produktif

Misalnya pinjaman untuk iurana bulanan atau pinjaman untuk studi tur. Tentu sistem ini harus dilibatkan ornag tua siswa tapi siswa bisa jadi pelaku utamanya.

>>> Coba Software Koperasi Gratis, Klik Disini <<<